Sabtu, 25 Januari 2014

AKU BISA, KAMU PASTI LEBIH BISA (PRESPEKFTIF TERAPI REALITA)


AKU BISA, KAMU PASTI LEBIH BISA (PRESPEKFTIF TERAPI REALITA)



Berfikir positif, tekat yang kuat dan percaya pada diri sendiri merupakan modal awal bagi setiap orang yang ingin tetap bertahan dalam kerasnya hidup, banyak diantara cerita orang-orang sukses adalah mereka yang berasal dari orang-orang yang memiliki masalah baik interen maupun ekteren. Namun mereka semua mampu membuktikan bahwa mereka bisa sukses dan menjadi yang mereka inginkan.
Berawal dari perkenalan singkat lewat sms, dia adalah teman dari teman kamar saya waktu dima'had sunan ampel al-aly dan pada saat itu saya berada di semester 2, sebut saja bubu. Bubu sengaja minta dicarikan teman dan kebetulan sayalah yang dikenalkan oleh teman saya. Awalnya saya tidak mengerti maksud dari teman saya ini yang meminta izin untuk memberikan nomer hp saya kepada temanya yang bernama bubu. Dan sayapun menyetujuinya, kenapa tidak untuk menambah teman. Karna bagi saya banyak teman banyak rejeki.
Tak lama kemudian saya dan bubu berteman dan sering smsan. Dengan senang hati saya mencoba mengerti dan mendengarkan setiap cerita-ceritanya. Dan bubu merasa nyaman dimana tanpa saya Tanya, bubu selalu menceritakan apa saja yang dia alami setiap harinya. Memang agak aneh, karena kita baru mengenal. Mungkin karena bubu merasa nyaman dengan saya dan kita adalah teman sebaya. Ketika dia bercerita banyak tentang dirinya saya anggap dia sedang katarsis dan mencari motivasi dalam hidupnya karena hidup adalah masalah dan setiap individu membawa tingkat masalah masing-masing. Bubu adalah putra ketiga dari empat bersaudara, dia mempunyai kakak perempuan dan laki-laki dan dia juga mempunyai adik laki-laki. Dia berasal dari malang selatan dan saat ini tinggal di malang kota karena bekerja. Suatu  ketika dia sms dan bertanya kepada saya "kuliah itu enak gak?" kemudian saya balik Tanya "sekolah itu enak gag?" dia jawab "enak". Dan saya mencoba menjelaskan kembali, saya bilang kalau kuliah tidak jauh beda dengan sekolah karena sama-sama menuntut ilmu yang membedakan hanyalah tingkatanya.
Pada hari berikutnya bubu datang ke kosan saya dan bercerita bahwa sebenarnya dia ingin kuliah namun tidak ada biaya. Dia merasa iri dengan kedua kakaknya yang dikuliahkan oleh orang tuanya. Sementara ketika bubu lulus SMA dan minta untuk kuliah orang tuanya bilang  tidak ada biaya dan akhirnya dia memilih kerja. Bubu merasa tersisihkan, tidak dihargai dan dia juga merasa tak ada usaha dan dukungan sedikitpun dari orang tuanya dan dia merasa tidak dianggap sama sekali. Disini bubu melakukan keterbukaan (self disclosing) dan  Seketika itu saya berfikir dan berusaha membuat dia tenang dan mengembalikan kepercayaan dirinya. Dan saat itu juga saya ajak dia jalan-jalan keliling kampus dengan maksud mengalihkan sejenak kesedihanya dan agar dia tambah termotivasi untuk kuliah apapun alasanya, karena saya melihat keinginan yang besar dalam dirinya dan bagi saya itu merupakan modal utama. Ketika saya mengajak jalan-jalan keliling kampus, melihat kegiatan anak UNIOR salah satu UKM di UIN Malang bubu bercerita bahwa dia dulu ketika sekolah suka sekali olah raga. Disitu saya coba untuk bercerita bahwa mahasiswa disini banyak juga yang kuliah sambil kerja, kerja part time dan yang bekerja tidak hanya laki-laki saja bahkan perempuan. Mereka semangat saya salut sama mereka. Mendengar cerita saya bubu terdiam. Dan berkata "tapi saya kerja seminggu dalam satu hari 8 jam, masuknya juga tidak tentu ada pagi, sore dan malam" saya coba menjelaskan dari pernyataan bubu bahwa sekarang banyak kuliah regular dan non regular, saudara saya ada yang kuliah hanya sabtu dan minggu kerena dihari lain dia bekerja dia bekerja dan kuliah dengan usahanya sendiri, mungkin disini juga banyak, Kalau kamu memang punya niat dan tekat lakukanlah kamu pasti bisa. Bubu sejenak diam dan berfikir, lalu ia berkata"iya, ada juga temen saya yang kuliah di IKIP budi utomo, dia kuliah sabtu dan minggu saja".
Seminggu kemudian, bubu bercerita jika dai bertekad ingin kuliah, namun dia masih takut dengan atasanya untuk izin kuliah. Karena bubu masih terikat kontrak magang 1 tahun disalah satu perusahaan pramuniaga dan saya mencoba untuk mengembalikan kepercayaan dirinya dengan berkata "lakukan, bilang saja pada atasanmu kalau tidak mencoba kita tak kan pernah tau" dia hanya tersenyum dan menjawab "iya, akan saya coba". Dalam hal ini saya hanya ingin bubu melakukan apa yang memang dia inginkan, saya mencoba untuk memberi semangat dan membimbing selayaknya teman yang bersama-sama ingin mewujudkan suatu cita-cita.
 Beberapa bulan kemudian ada kabar yang sangat mengejutkan tepatnya pada tahun ajaran baru, dimana bubu memberi kabar bahwa dia sudah mendaftar menjadi mahasiswa baru di IKIP budi utomo Malang dijurusan pendidikan IPS. Sungguh tak terduga ternyata dia mampu mengatasi masalahnya dengan mengambil keputusan untuk tetap kuliah meskipun dia pada awalnya merasa tidak mampu dan tidak mendapatkan dukungan baik secara material maupun secara non material dari keluarganya. Alhamdulillah, sekarang bubu sudah semester 3 dan sampai sekarang komunikasi kita lancar saling shering seperti sahabat dan keluarga sendiri.
Dalam kejadian ini saya tidak memberikan banyak masukan secara verbal, saya hanya berusaha menjadi pendengar setia dan membimbing bubu karena pada dasarnya bubu banyak bercerita dan dia ingin punya teman cerita. Dan saya menekankan pada realita yang ada, saya ajak dia jalan-jalan dan saya perkenalkan dia dengan lingkungan kampus dan saya berusaha mewujudkan keinginan dasarnya yaitu kuliah dan berusaha mengembalikan kepercayaan dirinya bahwa dia bisa.
Ada saatnya kita harus diam, ada saatnya kita harus bicara dan ada saatnya pula kita harus menjadi pendengar yang setia. Saya teringat dosen saya anwar fu'ady,MA  beliau pernah berkata bahwa "Membentuk karakter tidak seperti membuat sebuah bangunan dimana tampak dengan kasap mata dan saat itu juga, namun kita tidak akan pernah tahu kapan akan berbentuk mungkin besok atau bahkan jauh lama setelahnya", Iya itu memang benar. Peranan dan dukungan orang tua dalam pendidikan anak sangatlah penting begitu juga dengan saudara dan sahabat. kesabaran, kehangatan menjadi stimulus pendukung untuk manusia tetap bertahan dalam stabilitas emosinya, karena manusia mutlak ingin dihargai. Ciptakanlah selalu suasana dimana orang-orang yang berada disekitar kita merasa nyaman, rangkul mereka dengan penuh atensi. Mereka tidaklah jauh dari kita, mereka sangat dekat, mereka adalah saudara kita, mereka adalah teman-teman kita.
Terapi realitas ialah suatu model terapi yang dikembangkan oleh William Glasser sebagai reaksi melawan terapi konvensional. Terapi realitas adalah terapi jangka pendek yang berfokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya merupakan jalan di mana para klien bisa belajar tingkah laku yang lebih realistik dan karenanya, klien bisa mencapai keberhasilan. Dalam terapi ini, konselor berfungsi sebagai guru dan model serta mengonfrontasikan klien dengan cara-cara yang bisa membantu klien menghadapi kenyataan dan memnuhi kebutuhan dasar tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Pada dasarnya, manusia ingin puas hati dan menikmati suatu identitas keberhasilan, menunjukkan tingkah laku yang bertanggung jawab dan memiliki hubungan interpersonal yang penuh makna.

0 komentar:

Posting Komentar

KUMPULAN BAHASAN

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | ewa network review