AKU BISA, KAMU PASTI LEBIH BISA (PRESPEKFTIF TERAPI REALITA)
Berfikir positif, tekat yang kuat dan percaya pada diri sendiri merupakan
modal awal bagi setiap orang yang ingin tetap bertahan dalam kerasnya hidup,
banyak diantara cerita orang-orang sukses adalah mereka yang berasal dari
orang-orang yang memiliki masalah baik interen maupun ekteren. Namun mereka
semua mampu membuktikan bahwa mereka bisa sukses dan menjadi yang mereka
inginkan.
Berawal dari perkenalan singkat lewat sms, dia adalah teman dari teman kamar
saya waktu dima'had sunan ampel al-aly dan pada saat itu saya berada di
semester 2, sebut saja bubu. Bubu sengaja minta dicarikan teman dan kebetulan
sayalah yang dikenalkan oleh teman saya. Awalnya saya tidak mengerti maksud
dari teman saya ini yang meminta izin untuk memberikan nomer hp saya kepada
temanya yang bernama bubu. Dan sayapun menyetujuinya, kenapa tidak untuk
menambah teman. Karna bagi saya banyak teman banyak rejeki.
Tak lama kemudian
saya dan bubu berteman dan sering smsan. Dengan senang hati saya mencoba
mengerti dan mendengarkan setiap cerita-ceritanya.
Dan bubu merasa nyaman dimana tanpa saya Tanya, bubu selalu menceritakan apa
saja yang dia alami setiap harinya. Memang agak aneh, karena kita baru
mengenal. Mungkin karena bubu merasa nyaman dengan saya dan kita adalah teman
sebaya. Ketika dia bercerita banyak tentang dirinya saya anggap dia sedang
katarsis dan mencari motivasi dalam hidupnya karena hidup adalah masalah dan
setiap individu membawa tingkat masalah masing-masing. Bubu adalah putra ketiga dari empat bersaudara, dia mempunyai kakak perempuan
dan laki-laki dan dia juga mempunyai adik laki-laki. Dia berasal dari malang
selatan dan saat ini tinggal di malang kota karena bekerja. Suatu ketika dia sms dan bertanya kepada saya
"kuliah itu enak gak?" kemudian saya balik Tanya "sekolah itu
enak gag?" dia jawab "enak". Dan saya mencoba menjelaskan
kembali, saya bilang kalau kuliah tidak jauh beda dengan sekolah karena
sama-sama menuntut ilmu yang membedakan hanyalah tingkatanya.
Pada hari berikutnya bubu datang ke kosan saya
dan bercerita bahwa sebenarnya dia ingin kuliah namun tidak ada biaya. Dia
merasa iri dengan kedua kakaknya yang dikuliahkan oleh orang tuanya. Sementara
ketika bubu lulus SMA dan minta untuk kuliah orang tuanya bilang tidak ada biaya dan akhirnya dia memilih
kerja. Bubu merasa tersisihkan, tidak dihargai dan dia juga merasa tak ada
usaha dan dukungan sedikitpun dari orang tuanya dan dia merasa tidak dianggap
sama sekali. Disini bubu melakukan keterbukaan (self disclosing) dan Seketika itu saya berfikir dan berusaha
membuat dia tenang dan mengembalikan kepercayaan dirinya. Dan saat itu juga
saya ajak dia jalan-jalan keliling kampus dengan maksud mengalihkan sejenak
kesedihanya dan agar dia tambah termotivasi untuk kuliah apapun alasanya,
karena saya melihat keinginan yang besar dalam dirinya dan bagi saya itu
merupakan modal utama. Ketika saya mengajak jalan-jalan keliling kampus,
melihat kegiatan anak UNIOR salah satu UKM di UIN Malang bubu bercerita bahwa
dia dulu ketika sekolah suka sekali olah raga. Disitu saya coba untuk bercerita
bahwa mahasiswa disini banyak juga yang kuliah sambil kerja, kerja part time
dan yang bekerja tidak hanya laki-laki saja bahkan perempuan. Mereka semangat saya
salut sama mereka. Mendengar cerita saya bubu terdiam. Dan berkata "tapi
saya kerja seminggu dalam satu hari 8 jam, masuknya juga tidak tentu ada pagi,
sore dan malam" saya coba menjelaskan dari pernyataan bubu bahwa sekarang
banyak kuliah regular dan non regular, saudara saya ada yang kuliah hanya sabtu
dan minggu kerena dihari lain dia bekerja dia bekerja dan kuliah dengan
usahanya sendiri, mungkin disini juga banyak, Kalau kamu memang punya niat dan
tekat lakukanlah kamu pasti bisa. Bubu sejenak diam dan berfikir, lalu ia berkata"iya,
ada juga temen saya yang kuliah di IKIP budi utomo, dia kuliah sabtu dan minggu
saja".
Seminggu kemudian, bubu bercerita jika dai
bertekad ingin kuliah, namun dia masih takut dengan atasanya untuk izin kuliah.
Karena bubu masih terikat kontrak magang 1 tahun disalah satu perusahaan
pramuniaga dan saya mencoba untuk mengembalikan kepercayaan dirinya dengan
berkata "lakukan, bilang saja pada atasanmu kalau tidak mencoba kita tak
kan pernah tau" dia hanya tersenyum dan menjawab "iya, akan saya coba".
Dalam hal ini saya hanya ingin bubu melakukan apa yang memang dia inginkan,
saya mencoba untuk memberi semangat dan membimbing selayaknya teman yang
bersama-sama ingin mewujudkan suatu cita-cita.
Beberapa
bulan kemudian ada kabar yang sangat mengejutkan tepatnya pada tahun ajaran
baru, dimana bubu memberi kabar bahwa dia sudah mendaftar menjadi mahasiswa
baru di IKIP budi utomo Malang dijurusan pendidikan IPS. Sungguh tak terduga
ternyata dia mampu mengatasi masalahnya dengan mengambil keputusan untuk tetap
kuliah meskipun dia pada awalnya merasa tidak mampu dan tidak mendapatkan
dukungan baik secara material maupun secara non material dari keluarganya.
Alhamdulillah, sekarang bubu sudah semester 3 dan sampai sekarang komunikasi
kita lancar saling shering seperti sahabat dan keluarga sendiri.
Dalam kejadian ini saya tidak memberikan banyak
masukan secara verbal, saya hanya berusaha menjadi pendengar setia dan
membimbing bubu karena pada dasarnya bubu banyak bercerita dan dia ingin punya
teman cerita. Dan saya menekankan pada realita yang ada, saya ajak dia
jalan-jalan dan saya perkenalkan dia dengan lingkungan kampus dan saya berusaha
mewujudkan keinginan dasarnya yaitu kuliah dan berusaha mengembalikan kepercayaan
dirinya bahwa dia bisa.
Ada saatnya kita harus diam, ada saatnya kita
harus bicara dan ada saatnya pula kita harus menjadi pendengar yang setia. Saya
teringat dosen saya anwar fu'ady,MA
beliau pernah berkata bahwa "Membentuk karakter tidak seperti
membuat sebuah bangunan dimana tampak dengan kasap mata dan saat itu juga,
namun kita tidak akan pernah tahu kapan akan berbentuk mungkin besok atau
bahkan jauh lama setelahnya", Iya itu memang benar. Peranan dan dukungan
orang tua dalam pendidikan anak sangatlah penting begitu juga dengan saudara
dan sahabat. kesabaran, kehangatan menjadi stimulus pendukung untuk manusia
tetap bertahan dalam stabilitas emosinya, karena manusia mutlak ingin dihargai.
Ciptakanlah selalu suasana dimana orang-orang yang berada disekitar kita merasa
nyaman, rangkul mereka dengan penuh atensi. Mereka tidaklah jauh dari kita,
mereka sangat dekat, mereka adalah saudara kita, mereka adalah teman-teman
kita.
Terapi realitas
ialah suatu model terapi yang dikembangkan oleh William Glasser sebagai reaksi
melawan terapi konvensional. Terapi realitas adalah terapi jangka pendek yang
berfokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya
merupakan jalan di mana para klien bisa belajar tingkah laku yang lebih
realistik dan karenanya, klien bisa mencapai keberhasilan. Dalam terapi ini,
konselor berfungsi sebagai guru dan model serta mengonfrontasikan klien dengan
cara-cara yang bisa membantu klien menghadapi kenyataan dan memnuhi kebutuhan
dasar tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Pada dasarnya,
manusia ingin puas hati dan menikmati suatu identitas keberhasilan, menunjukkan
tingkah laku yang bertanggung jawab dan memiliki hubungan interpersonal yang
penuh makna.
0 komentar:
Posting Komentar